Berkesempatan menikmati Amsterdam dari atas, Skylounge Amsterdam

00.32

“Ahhhh, we lose!”, ucap Jessica dengan muka memelas sambil melihat pengumuman di Group yang berjudul “Amsterdam Summer School 2015”. Sambil menunjukan HP nya kepada kami yaitu aku, Keith, dan Chan Cho Kwan. Foto kami berlima yang sudah kami gadang-gadangkan bakal memenangi selfie contest pun ternyata gugur.

 Agnes-Weimo-Taufik-Jessica-Keith

Siang itu, setelah makan siang dikantin kampus VU Amsterdam University yang berada di dekat lapangan basket, sambil berjalan menuju kelas ternyata Jessica mengungkapkan kekecewaanya terhadap ketidakmenangan kami dalam lomba selfie contest. Memang selfie contest ini diadakan oleh panitia Amsterdam Summer School yang berhadiah cukup prestisius bagi mahasiswa-mahasiswa yang suka nongkrong seperti kami #ehh.

“Wait…wait!!!!!”, ucapku sambil mengambil HP Jessica.

 
 Pengumuman pemenang selfie contest

 
Foto selfie kami 

“Agnesssssssss, we won it!!!!”, ujarku setengah teriak saat ternyata foto Amsterdam Buds memenangkanya. Agnes adalah panggilan Chan Cho Kwan, nama panggung kali ya. Meskipun ga percaya yang menang itu adalah foto hitam putih yang tidak pernah kami ekspektasikan sebelumnya. 

“Really?”, ucapnya dengan muka berbinar-binar.

“Hahahahahahaha”, tawa kami berdua karena foto kami memang selfie contest meskipun pengirimnya adalah Ceu pon.

“OK. We are no longer as friend! We broke up! You guys happy because without us in the picture”, ucap Jessica kepada Keith yang berbicara kepada kami. Seperti menyindir tapi dengan canda. 

“Hahahaha, no no!”, ucapku menjelaskan.

Tiba-tiba group wasapp Amsterdam Buds berbunyi menandakan adanya pesan masuk.

Voucher Skylounge Amsterdam

Ceu pon: “Skylounge tomorrow night?”
Mathias: “Yeah! When are we going?”
Cue pon: “Thinking about 8pm ish tomorrow? So we can see the sunset”
Mathias: “Yeah great :D :D”
Ceu pon: “You are going to the citywalk right?”
Taufik: “Great idea for seeing sunset there”
Mathias: “Think so”
Ceu pon: “Perfect J
Mathias: “Depends on the assignment status”
Ceu pon: “But keep the evening free ;). *Applies to everyone haha*”

Itulah percakapan kami di group wasapp. Kesibukan masing-masing dari kami memang cukup sulit untuk berkumpul, berkumpul pun setelah semua nya menyelesaikan tugas masing-masing. Anyway tugas kami banyak juga kok.

===

Ceu pon and Majid ada excursion hingga pukul 18.00, lalu kami bertiga membuat appointment di Amsterdam Central Station. Sesampainya disana aku mengelilingi Central Station, namun belum menemukan mereka. Akupun menghubungi via wasapp tetapi mereka belum terkoneksi untuk wifi. Lalu aku berinisiatif untuk berjalan menuju pemberhentian tram di depan Amsterdam Central Station. 

“Jessiiiiii…………”, teriakku karena melihat Jessica sedang berjalan menuju arah tram.

“Haiiiiiiii taufiiiiikkk, what are you doing here?”, tanyanya kebingungan karena aku disitu sendirian. 

“I was looking for Majid, but…..”, jawabku sambil dipotong oleh ucapannya.

“Majid was waiting for you in the main hall of Central Station, he was waiting for you. I am recently arrived with them in there”, ucapnya memberi informasi yang menyejukkan.

“Thank you jessi! I have to go…”, jawabku sambil lari menuju Central Station.
  
 
Pemandangan dari dalam Amsterdam Central Station

 
Di dalam Amsterdam Central Station

 
Ceu pon-Grace-Majid

Sesampainya disana aku bertemu mereka dengan mengagetkan mereka dari belakang. Mereka bilang kalau mereka dari tadi bingung mencariku. Lalu karena sunset dan appointment dengan Amsterdam Buds lainnya masih pukul 20.00 maka kami pergi mencari kentang goreng “Manneken Pis” yang letaknya tidak jauh dari situ. Grace yang merupakan satu kelas dengan mereka juga diundang untuk dinner kami di Skylounge Amsterdam.

 
Manneken Pis

 
Foto kekinian!

Ada yang bilang kentang goreng Manneken Pis adalah kentang goreng paling enak di Amsterdam. Patat Mayo biasanya orang menyebutnya. Kentang goreng dengan saus mayoness. Antrinya cukup panjang memang, harus menunggu sekitar 40 orang. Dan terkadang malah lebih panjang dari itu.

 
Itu ukuran small

“I don’t know what special this chips! I don’t see any special here”, setelah mencicipi kentang goreng yang berukuran small itu. Majid yang setiap harinya makan kentang pastinya sudah sangat familiar dengan berbagai macam kentang. 

Foto bareng kentang Manekken Piss

“I think, our home made chips are more yummy than this, fik!”, ucapnya lagi dengan mengingatkan kentang goreng yang kami masak sendiri. Kami memasak kentang goreng yang fresh, bukan kentang goreng yang sudah jadi dan dipotongi yang di beli di supermarket. 

Bagiku memang biasa saja sih, tidak ada spesialnya. Tetapi kenapa ini toko terkenal banget? Sampe antrinya aja segitu. Atau karena kami yang tidak suka mayones dan mengganti mayones dengan saos menghilangkan “spesial” dari kentang ini? I don’t think so.

Sambil berjalan-jalan menikmati kota lalu kami langsung menunggu sambil bercanda-canda di I Amsterdam visitor Center. Agnes pun yang melewati situ langsung kami panggil masuk kedalam karena dingin. Disitu kami mengambil banyak foto dengan mode panorama 360 derajat dengan menggunakan kamera HP dahsyat milik Majid.

 
Spot foto-foto kami 

 
Spot foto-foto kami
  
20.00

Sesuai appointment bertolak ke Skylounge Amsterdam yang jaraknya 200 meter sebelah Amsterdam Central Station. Disana ternyata sudah menunggu disana selain kami yang tadinya sudah berkumpul.


 
Jalan menuju Skylounge Amsterdam
 
 
Gedung Skylounge Amsterdam
 
“There…………….”.

Sambil berpose membelakangi panorama indahnya kota Amsterdam dari atas. Tinggi restoran ini berada di lantai 11. Tidak terlalu tinggi seperti Sky E Jakarta, tetapi disini disuguhkan pemandangan kota tua dengan hiasan canal-canal disekitarnya. Arsitektur kota Amsterdam yang sangat spesial memberikan pengalaman berbeda bagi kami. 

 
Taking picture session

 
View dari Skylounge Amsterdam

 
View dari Skylounge Amsterdam
 
Bukan, bukan karena restoran mewahnya. Kebersamaan ini menyempurnakan persahabatan kami yang sangat singkat ini, terukir dihati selamanya. The Amsterdam buds ditambah 3 orang yang melengkapi menjadi 10. Voucher kami yang hanya 100 euro, memaksa kami hanya memilih menu yang tidak lebih 10 euro setiap orangnya. Malam itu ditemani langit malam yang dingin, serta kilauan cahaya semburat dari lampu-lampu di kota Amsterdam, seolah mengijinkan kehangatannya berpindah kepada persahabatan kami. Cerita-cerita kami hingga bully-bullyan yang tak pernah habis kami lontarkan satu sama lain pun menjadi pencair suasana ditengah kami. 

 
Interior Skylounge Amsterdam

 
Suasana Skylounge Amsterdam

“Put your Handphone down, Sara!”, ucap Prashant. Prashant biasanya menegur salah satu dari kami apabila ada yang bermain handphone. Prashant memang sadar, kami juga pastinya bahwa kebersamaan kami tinggal dihitung hari. 

 
Skylounge Candle

Yang sangat suka dari Amsterdam buds adalah apa adanya. Biasanya apabila sedang berkunjung ke restoran mewah, kita dituntut untuk dressed up oleh teman-teman kita, tetapi tidak berlaku untuk Amsterdam Buds. Aku biasanya “dipaksa” untuk mengenakan baju yang cukup trendi untuk difoto di restoran mahal pun saat itu aku hanya mengenakan Jamper saja. Bahkan bukan kemewahan yang kami cari, tetapi terkumpulnya kami dalam suatu tempat untuk sekedar berbincang-bincang.

Sekiranya cukup berfoto-foto, kami mencari tempat duduk di dekat jendela. 

“Red wine, please!”

“White wine, please!”

Ucap mereka.

 
Beverages! Jepretan Ceu pon memang dahsyat!

 
Cerita seru!

 
Prashant pose ala-ala

Aku yang setelah menimbang-nimbang akhirnya memilih ice cream. Aku sudah membayangkan betapa nikmatnya ice cream ala-ala Magnum café dengan penuh buah-buahan disebelahnya.
Sambil berfoto dengan macam-macam gaya yang lazim hingga tidak lazim. Pesanan datang.

Taraaaaaa!

 
Realita

Expectation has gone away from reality!

 
Ekspektasi

 Sebuah cup ice cream ukuran nanggung ala Hagen Dazs terpampang di depan mata. Aku dan majid yang memesan menu yang sama pun cuma bisa berkata “Whaaaatttaaaa????????? Is that true that only this?” 

Melihat pesanan yang lain sangat menggoda pun mereka ikut menertawakan kami. Satu buah cup dengan dibalut cawan supaya gak kelihatan kalau ini belinya di Supermarket. OK bye!

Tempat ini harus aku akui sangat romantis. Alunan musik yang berdendang pun dangdut irama  lagu yang entah dirasa sangat romantis, lagu klasik mungkin.

 
Selfie

 
Orderan datang!
 
Pujian demi pujian yang terlontar pun sentimen positif. 

“So nice……………..”, itulah ungkapan yang mereka lontarkan.

 
Beruntungnya kami!
 
Aku sih cuman kebayang sosis buatan Indonesia yang iklannya banyak goyang-goyangnya itu, mereka gatau sih #eehhh.

 
Completed the Amsterdam Buds! 
Taufik-Majid-Ceu pon-Mathias-Grace-Prashant-Sara-Agnes

 “Fik, I will bring my girlfriend here! So romantic place”, ucap Mathias sambil melihat pemandangan sekitar. 

Thank you Skylounge Amsterdam for the experience

Note:
High resolution picture dari kamera Ceu pon disini . Jepretan Ceu pon emang dahsyat!!!

You Might Also Like

0 komentar